Goresan Asal Untukmu

Written by:

image
Sumber photo : http://www.kerygmateenz.org

Di malam yang terang itu.
Terpukaulah aku dengan kedatangan seorang pria.
Tingginya semampai.
Tebal alisnya.
Pembawaannya yang bijak.
Namun sedikit culas wajahnya.

Ia melungguh disampingku.
Beberapa detik diam tanpa kata.
Dalam kesunyian itu, akhirnya ia membuka bibirnya untuk berucap.

Wahai anak muda,sapanya.
Ya.
Manakala kegelisahan menghampiri cobalah untuk bercakap dengan warga disini.
Tidak. Aku masih takut. Sebagian orang masih mengucilkanku.

Baiklah. Aku membawa dua makhluk. Kau harus bicara padanya.
Siapa dia?
Ketika aku menoleh,lelaki itu sudah tak ada.

Tiba dua makhluk yang tak jelas bentuknya dihadapanku.
Warnanya merah dan hitam.
Aku menatap dua makhluk itu satu persatu.
Seraya berkata.
Siapa kalian? Untuk apa kalian disini?

Sosok makhluk hitam itu kemudian menatapku tajam.
Perkenalkan.
Aku adalah respons emosi atas ancaman.
Darmaku berjebah di alam ini.
Membuahkan reaksi fisik dan mental.
Bermukim dalam ketidaksadaran manusia.

Eksistensiku hal yang lumrah.
Kadang berfaedah.
Adakalanya berbahaya.
Membuat manusia melukai diri.
Membuat khalayak menjadi layuh.
Melahirkan tiap sirat-sirat.

Akulah si pembatas.
Bukan sesuatu yang menyenangkan.
Tak bisa merampungkan masalah.
Tapi memberikan kenyamanan bagi tiap insan.
Acap kali menjadi spirit vitalitas.

Pepatah Jerman kuno berkata bahwa keberadaanku dapat membuat seekor serigala lebih besar dari yang sebenarnya.
Namaku adalah ketakutan.

Tibalah si makhluk merah.

Hai anak muda.
Aku adalah ibu dari setiap langkah.
Bapak dari jiwa-jiwa penakluk.
Memiliki anak.
Ia bernama tekad.

Akulah si pemicu kegagalan.
Akulah si pemicu kemenangan.
Biang keladi dari modifikasi.

Aku adalah kekuatan.
Membuat orang melakukan apa yang ditakuti.
Muncul manakala manusia dihadapkan oleh situasi tantangan dan hambatan.

Aku berwajah ganda.
Tergantung mereka memperlakukanku.
Sebagai pahlawan atau lantas sebagai bumerang.

Menjelma menjadi surat undangan kesuksesan.
Darmaku tak berisik.
Hanya sekedar berbisik.
Menghantui hidup manusia.
Mereka yang membangkan resiko tak jauh dari upayaku.

Akulah sang penghidup mimpi-mimpi.
Panggil saja aku keberanian.

Sudahkah kamu mengerti?
Suara lembut pria itu muncul.
Aku menoleh ke arah munculnya suara itu.
Dan menganggukkan kepala pertanda mengerti.

Dua makhluk tadi sudah hilang dari hadapanku.
Ia bertanya.
Apa yang ingin kau katakan?

Sepertinya aku jatuh cinta pada keberanian.
Perlukah aku mengutuk perasaan takut?
Aku ingin hidup dalam keberanian sepenuhnya.

Lelaki itu hanya menatapku.

Wahai anak muda.
Aku menghargai keputusanmu untuk jatuh cinta pada keberanian.
Tapi ia juga butuh perhitungan matang.
Jangan membabi buta.

Kau harus bisa memposisikan.
Rasa takut perlu ada.
Ia tidaklah buruk.
Tahukah kamu bahwa keberanian lahir dari rasa takut?
Tak ada keberanian jika tak ada ketakutan.

Takutlah kepada Dia sang pemberi segalanya.
Takutlah pada kebengisan,tapi beranilah melenyapkannya!

Cahaya pagi memaksaku untuk bangkit dari tidur.
Hanya mimpi.
Hebat benar orang ini.
Selalu muncul kala kegelisahan datang.
Menyembul dalam bunga tidur.
Pun dalam realita.

Aku harus menemuinya pagi ini.
Sebelum ia pergi menemui petani-petani itu.

Aku akan berdengking memecah keheningan pagi di depan rumahnya.

“Terima kasih atas apa yang kau perjuangkan. Untuk ilmu dan sekedar motivasi. Aku dan mereka-mereka butuh suaramu sebagai obor dalam kegelapan. Celotehmu lebih berarti bagi kami ketimbang suara cuap-cuap janji manis pemimpin yang semu. Kaulah revolusioner sesungguhnya!”.

Jatiwaringin,5 April 2016
Mega Mulianisa.

*Entah puisi atau cerpen yang pasti hanya goresan inspirasi asal.

3 responses to “Goresan Asal Untukmu”

  1. ananatri Avatar
    ananatri

    WAHAI ANAK MUDA AKU LAH BERWAJAH GANDA KADANG CANTIK KADANG JELEK

    Like

    1. Mega Mulianisa Avatar
      Mega Mulianisa

      Wahai anak muda, janganlah engkau menyindirku dengan untaian kata kata

      Like

      1. ananatri Avatar
        ananatri

        wahai kau wanita nan geulis dan elok bisakah kau berkaca di cermin ? apa kau terbiasanya berkaca di air ?

        Liked by 2 people

Leave a comment